Sikap Orang Bodoh

sikap orang bodoh

SIKAP ORANG BODOH : TIDAK MENINGGALKAN SEDIKIT PUN DARI KEBODOHAN BAGI SIAPA YANG BERKEHENDAK TERJADINYA SESUATU DI LUAR WAKTU YANG DIKEHENDAKI OLEH ALLAH SWT.

Dalam perjalanan menuju Allah swt, ada sebagian orang yang tertinggal di belakang walaupun mereka sudah melakukan amal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang lain yang lebih maju.

Satu halangan yang menyekat golongan yang tertinggal itu adalah kebodohannya karena tidak mau tunduk kepada ketentuan Allah swt, seperti itulah sikap orang bodoh.

Sikap Orang Bodoh : Meletakkan Ketergantungan pada Amal

Dia masih dipermainkan oleh nafsu dan akal yang menghijab hatinya dari melihat Allah swt pada apa yang dilihat. Pandangannya hanya tertuju kepada alam benda dan perkara lahiriyah saja.

Dia melihat pada keberkahan hukum sebab-akibat dan meletakkan ketergantungan pada amalnya. Dia yakin bahwa dia bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan melalui usahanya.

Keadaan orang yang disebutkan di atas telah disentuh pada Hikmat 1.- Perbuatan Lahiriyah dan Suasana Hati -. Ketika ruhani orang lain telah maju dalam usahanya menuju Allah swt, dia masih juga berputar-putar di dalam kesamaran dan keraguan.

Nafsunya tetap melahirkan keinginan-keinginan. Keinginan diri sendiri menjadi rantai yang mengikat kaki ketika berjalan menuju Allah swt.

Sikap Orang Bodoh, Nafsu nya menjadi rantai yang mengikat kaki nya.

Bagaimana mungkin seseorang mendekati Allah swt, jika dia enggan menjadikan Allah swt sebagai Pengurus semua aspek kehidupannya. Walau para hamba menerima atau membantah, Allah swt tetap melaksanakan ketentuan-Nya.

Allah swt melaksanakan kehendak-Nya pada setiap masa dan tidak ada sesiapapun yang dapat menghalangi-Nya.

يَسْأَلُهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ [٥٥:٢٩]
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia (Allah) senantiasa dalam kesibukan (mencipta dan menguruskan makhluk-makhluk-Nya).” (Surah ar-Rahman : Ayat 29)

Allah Yang Mencipta dan Mengatur segala nya

Allah swt saja yang mencipta, meletakkan hukum dan peraturan, membagikan rezeki dan lain-lain.

Dia menentukan urusan dengan bijaksana dan adil, termasuk urusan mengenai diri kita dan apa yang terjadi pada kita. Kita memandang diri kita dan kejadian yang menimpa kita dalam ruang lingkup yang kecil.

Allah swt melihat pada seluruh alam dan semua kejadian, tanpa keliru pandangan-Nya kepada diri kita dan kejadian yang menimpa kita, juga pada saat yang sama tidak beralih pandangan-Nya dari makhluk-Nya yang lain.

Urusan pengaturan-Nya adalah menyeluruh dan sempurna.

Orang yang tidak terpengaruh hatinya dalam mengamati dan memahami kesempurnaan Allah swt, menunjukkan mereka adalah orang yang dungu.

Dia masih merengek tentang perjalanan hukum takdir Ilahi, seolah-olah Tuhan harus tunduk kepada hukum makhluk-Nya. Bagi murid yang cenderung mengikuti latihan kejiwaan perlu berusaha untuk menghilangkan kehendak diri sendiri dan hidup dalam perlakuan Allah swt.

Jangan sekali-kali membantah takdir karena Penentu Takdir tidak pernah bermusyawarah dengan siapa pun dalam memutuskan ketentuan-Nya.

Jika kita mau mengenal Allah swt, kita tidak boleh melihat-Nya dalam satu aspek saja. Jika kita melihat Allah sebagai al-Ghafur (Maha Pengampun), kita juga harus melihat Allah sebagai al-‘Aziz (Maha Keras).

Jika kita melihat Allah sebagai al-Hayyu (Yang Menghidupkan) kita juga harus melihat Allah sebagai al-Mumit (Yang mematikan).

Jika kita dapat melihat semua Sifat-sifat Allah swt dalam satu kesatuan barulah kita dapat mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya kenal. Bila Allah swt dikenal dalam semua aspek, hikmat kebijaksanaan dan pengajaran-Nya dalam menentukan suatu perkara pada suatu waktu tidak terlindung lagi dari pandangan mata hati.

Hati yang tidak mau tunduk kepada Maha Pengatur tidak akan menemui kedamaian.

Ruang, waktu dan kejadian akan membuatnya gelisah karena nafsunya tidak dapat menguasai semua itu. Dia menginginkan sesuatu perkara pada satu waktu sedangkan Maha Pengatur menginginkan sesuatu yang lain.

Kehendak makhluk tidak dapat mengalahkan kehendak Tuhan. Jika ingin hati menjadi tenteram, usahakan agar hati senantiasa ingat kepada Allah swt.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan dzikrullah. Ketahuilah! Dengan ‘dzikrullah’ itu, tenang tenteramlah hati manusia.” (Surah ar-Ra’d : Ayat 28)

Berimanlah kepada Allah swt dan juga beriman kepada takdir-Nya. Lepaskan keterikatan terhadap sebab akibat yang menjadi pagar nafsu yang menutup hati.

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [٦٤:١١]
“Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan siapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang terjadi itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.” (Surah at-Taghaabun : Ayat 11).

Sikap Orang Bodoh ( hikmah 25), Syarah Kitab Al Hikam rewrite patriapurwakarta.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahli Asbab dan Ahli Tajrid Syarah kitab Al Hikam

Menunda Amal Tanda Kebodohan

Mata Hati Yang Buta, Hijab Nafsu dan Hijab Akal