Qadar Yang Lebih Halus, Qadar Allah atas kamu.

QADAR YANG LEBIH HALUS : TIADA SATU NAFAS TERLEPAS DARI KAMU MELAINKAN DI SITU PULA ADA QADAR YANG TERJADI DI ATAS KAMU.
Persoalan Qadar telah disentuh pada Hikmat 3 (Keteguhan Benteng Takdir) dan kembali disentuh oleh Hikmat 30 ini. Persoalan Qadar dibahas kembali setelah disinggung tentang permintaan atau doa yang merupakan tuntutan terhadap Allah swt.
Tuntutan-tuntutan timbul dikarenakan kurang menghayati tentang Qadar.
Kini kita diajak merenung tentang Qadar kepada yang sangat halus yaitu satu nafas yang terjadi kepada kita. Kita kurang memperhatikan tentang nafas karena ia terjadi secara spontan, tanpa bersusah payah dan kita anggap remeh untuk diperhatikan.
Sekarang perkara yang kita anggap remeh inilah yang hendak kita perhatikan dengan saksama. Apakah berbeda sesuatu yang dianggap remeh dengan sesuatu yang dianggap besar dalam hubungannya dengan perjalanan Qadar.
Kita perlu bertanya kepada diri kita sendiri apakah setiap nafas yang kita hembuskan itu terjadi secara gratis, tanpa perhitungan, tidak mengikut ukuran atau timbangan yang ditentukan oleh Allah swt?
Apakah jika kita hembuskan satu nafas hanya nafas saja yang terjadi atau pada waktu yang sama berbagai Qadar yang lain juga terjadi?
Persoalan yang dianggap kecil ini seharusnya direnungkan dengan mendalam agar kita mendapat pengertian tentang Qadar secara terperinci.
Qadar Yang Lebih Halus
Nafas ialah udara yang keluar masuk pada badan kita melalui mulut dan hidung. Satu hembusan udara yang keluar dari badan kita dipanggil satu nafas. Nafas ini penting bagi jasmani kita. Nafas menjadi nyawa pada tubuh badan lahiriyah kita. Kahidupan diri lahiriyah diukur dengan perjalanan nafas.
Kita biasanya menimbang umur kita dengan hitungan tahun. Kita tidak mengukur umur kita dengan hitungan bulan, apa lagi hitungan hari dan jam. Sebenarnya timbangan yang tepat tentang umur ialah nafas. Berapa jutaan atau bahkan milyar hembusan nafas itulah umur kita.
Qadar sebagai ketentuan Ilahi
Kita melihat Qadar sebagai ketentuan Ilahi yang terjadi pada kita dalam kawasan yang luas. Sikap kita dalam memandang Qadar secara luas menyebabkan kita terlindung untuk melihatnya pada setiap detik dan setiap kejadian. Sebab itu kita sering keluar dari berpegang kepada Qadar.
Seandainya kita memandang hidup secara tepat yaitu dengan hitungan nafas, niscaya kita akan melihat Qadar secara halus sebagaimana halusnya kiraan nafas. Dapatlah kita menghayati benar-benar bahwa pada setiap hembusan nafas itu berlaku Qadar menurut ketentuan Ilahi.
Jumlah udara yang keluar masuk pada badan kita untuk setiap perjalanan nafas adalah menurut takaran yang telah Allah swt tentukan. Jumlah nafas yang akan kita hembuskan juga telah ditentukan oleh Allah swt dan apabila jumlah nafas yang telah disediakan untuk kita itu habis maka kita akan mati.
Jika kita dapat melihat perjalanan Qadar sampai pada tahapan yang halus ini, niscaya pandangan mata hati kita tidak akan lepas dari melihat Qadar pada setiap detik dan pada setiap kejadian.
Kita akan melihat bahwa jumlah air hujan yang menitik di atas atap rumah kita juga mengikuti takaran yang telah ditentukan Allah swt. Jumlah debu yang berterbangan juga ditentukan Allah swt. Helaian rambut yang gugur dari kepala kita juga ditentukan Allah swt. Panjang, lebar dan dalam luka yang kita alami ketika terjadi kecelakaan juga ditentukan Allah swt.
Tidak ada satu pun yang menyimpang dari Qadar menurut ketentuan Ilahi.
Sesungguhnya Allah swt, al-Latif, Maha Halus, tidak ada sesuatu yang keluar dari perhitungan dan pengurusan-Nya. Tidak ada sesuatu yang terbebas dari takaran dan timbangan-Nya. Semua makhluk berjalan di atas landasan Qadar yang diatur-Nya.
Sesungguhnya Allah swt tidak sekali-kali lalai, tidur atau keliru. Apa yang Dia tentukan itulah yang terjadi. Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana, tidak ada yang melenceng pada penciptaan dan perjalanan penciptaan-Nya.
إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ [١١:٥٦]
“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Surah Hud : Ayat 56)
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ [٥٧:٢٢]
“Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi, dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah sedia ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Surah al-Hadiid : Ayat 22)
QADAR YANG LEBIH HALUS, Tidak ada Seorangpun Mengetahui Ketentuan Allah
Allah swt telah memberikan ketentuan sejak azali. Tidak ada siapa yang tahu tentang ketentuan Allah swt. Malaikat hanya menjalankan perintah-Nya. Apa saja yang ada pada sisi malaikat dapat diubah oleh-Nya, tetapi apa saja yang pada sisi-Nya tidak pernah berubah.
Malaikat menjalankan tugas dan manusia melakukan kewajiban. Tuhan yang memiliki ketentuan yang mutlak. Doa dan amal manusia mungkin menjadi asbab kepada terjadinya perubahan pada sesuatu yang berada pada malaikat yang menjalankan tugas, jika Tuhan izinkan, tetapi ia tidak mengubah sesuatu yang ada di sisi Tuhan.
Ilmu Tuhan meliputi yang awal dan yang akhir. Segala sesuatu telah ada pada Ilmu-Nya sebelum ia terjadi. Urusan yang demikian sangat mudah bagi Allah swt.
Malaikat dan manusia tidak memiliki ilmu yang demikian. Malaikat semata-mata patuh kepada apa yang Allah swt perintahkan. Sedangkan manusia perlu bergerak pada maqamnya dan berusaha meningkatkan perkembangan kejiwaannya sehingga dia menjadi sesuai dengan kehendak Allah swt.
Rasulullah saw bersabda,
اللهُ إذْ خَلَقَهُمْ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ (الحديث)
“Allah subhanahu wa ta’ala ketika menciptakan mereka, (Dia) lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Imam Bukhari, no. 1294; Imam Muslim, no. 4809; an-Nasa’i, no. 1925; Imam Ahmad, no. 2999)
Qadar Yang Lebih Halus, Qadar Allah atas kamu. Syarah kitab Al Hikam reposting patriapurwakarta.com
Komentar
Posting Komentar