Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah

Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah

Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah : Apa yang Tersimpan dalam keghaiban rahasia hati berbekas nyata pada lahiriyahnya

Allah swt memberi karunia kepada hati hamba-hamba-Nya yang disinari oleh Nur Dzikir, Nur Kalbu, Nur Akal, Nur Iman dan Nur Makrifat. Karunia Allah swt yang demikian itu merupakan rahasia-rahasia yang tidak diketahui oleh makhluk.

Setiap hamba yang dibawa ke Hadirat-Nya mempunyai rahasia sendiri dan tidak diketahui oleh hamba-hamba yang lain, walaupun mereka berada pada tahapan atau tingkatan yang sama.

Seorang guru pun tidak tahu rahasia muridnya dengan Tuhannya. Apa yang dikaruniakan oleh Allah swt kepada seorang hamba pilihan-Nya, tidak sama dengan yang dikaruniakan kepada hamba pilihan yang lain.

Karunia Allah swt kepada salah seorang nabi berbeda dari karunia-Nya kepada nabi-nabi yang lain. Karunia Allah swt yang tersimpan dalam keghaiban rahasia hati itu menjadi penggerak dalam pembentukan diri seseorang, hingga dia dapat dikenal dan dibedakan dari orang lain.

Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah

Karunia Rahasia Allah swt kepada Nabi Isa as. menyebabkan beliau as. dikenal sebagai Roh Allah. Karunia Rahasia Allah swt kepada Nabi Musa as. menyebabkan beliau as. dikenal sebagai Kalim Allah. Karunia Rahasia Allah swt kepada Nabi Ibrahim as. menyebabkan beliau as. dikenal sebagai Khalil Allah.

Karunia Rahasia Allah kepada Nabi Muhammad saw menyebabkan baginda saw dikenal sebagai Habibullah. Para wali Allah swt juga menerima karunia Rahasia Allah swt dan masing-masing memiliki kepribadian masing-masing.
Nur Ilahi yang menyinari hati seseorang akan mengubah suasana hati dan sekaligus perwatakan dan perawakan orang itu.

Perubahan pada Perwatakan dapat dilihat pada Tingkah Laku dan Perbuatan


Cahaya Nur Dzikir akan melahirkan seorang menjadi gemar berdzikir, mengingat Allah swt ketika duduk, berdiri, ketika sendirian dan juga ketika berada dalam kumpulan. Lidahnya senantiasa basah dengan menyebut nama-nama Allah swt.

Cahaya Nur Kalbu akan membuat seseorang berlapang dada, tidak cemas menghadapi ujian dan gemar mendekati Allah swt.

Cahaya Nur Akal akan melahirkan sikap gemar tafakur sehingga terbukalah kepadanya Rahasia-rahasia ketuhanan yang menjadi penggerak dalam perjalanan alam maya ini. Muncullah dari lidahnya Kalam Hikmat yang mempesona siapa saja yang mendengarnya.

Cahaya Nur Iman melahirkan keyakinan yang tidak berbelah bagi pada perkara ghaib yang dialaminya sekalipun fikiran tidak dapat menerimanya. Kepercayaan dan keyakinannya tidak bergeming hanya karena mendapat bantahan dan sindiran.

Cahaya Nur Makrifat menerangi mata hati untuk mengenal Allah swt, melihat-Nya pada semua kejadian. Pandangan mata hatinya tidak kabur dikarenakan kekeruhan-kekeruhan yang terjadi di dunia ini. Pandangan mata hatinya tidak terbalik lantaran mendapat kemuliaan dan kekeramatan.

Nur Ilahi Mengubah Perwatakan dan Perawakan

Nur Ilahi bukan saja mengubah perwatakan tetapi juga mengubah perawakan. Bukan rupa-bentuk muka yang berubah tetapi cahaya pada wajahnya yang berubah, menyebabkan siapa saja yang melihatnya akan merasa senang.

Misalnya, cahaya Nur Ilahi yang gilang gemilang menyinari wajah Yusuf as. telah mempesona wanita-wanita Mesir sehingga mereka tidak sadar mengiris jari sendiri dan tidak merasakan sakitnya akibat terpukau memandang keindahan wajah Yusuf as.

Begitu kuatnya pengaruh cahaya Nur Ilahi yang tersembunyi secara ghaib di dalam hati ruhani hamba-hamba Allah swt yang dipilih-Nya untuk memperolehnya.

Anugerah Allah swt, yaitu nur-nur, kepada hati hamba-hamba-Nya yang beriman menjadi daya dan upaya bagi hati agar berpegang kuat kepada tauhid, mencintai segala yang bersesuaian dengan Islam dan membenci segala bentuk kekufuran. Daya dan upaya nur yang ada di hati ternyata melalui perbuatan dan juga wajah orang bersangkutan


“Nabi Muhammad (saw) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaliknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama sendiri (umat Islam). Engkau melihat mereka tetap beribadah rukuk dan sujud, dengan mengharapkan limpah karunia (pahala) dari Tuhan mereka serta mengharapkan keridhaan-Nya. Tanda yang menunjukkan mereka (sebagai orang-orang yang shalih) terdapat pada muka mereka – dari pengaruh sujud (dan ibadah mereka yang ikhlas). Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pohohnya…”

(Surah al-Fath : Ayat 29).


Tanda nyata pada sifat pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw adalah mereka tidak bertolak-ansur (tidak bertoleransi) dalam hal yang merusak akidah.

Iman tidak boleh ditukar-ganti dengan harta, pangkat, kedudukan atau kemuliaan. Iman adalah cahaya sedangkan kekufuran adalah kegelapan.


Cahaya dan Gelap Tidak Dapat Bersepakat.

Mereka yang sangat keras menentang kekufuran sangat berlemah-lembut apabila bersama-sama dengan orang beriman. Hubungan hati antara sesama orang yang beriman dipenuhi dengan kasih sayang dan kerinduan. Orang beriman menginginkan kebaikan kepada saudaranya yang beriman. Mereka tidak merusak atau menjatuhkan sesama mereka.


Kebaikan yang dikaruniakan oleh Allah swt digunakan untuk meringankan beban saudara-saudaranya yang beriman. Mereka mengutamakan orang beriman daripada orang yang tidak nyata imannya atau yang nyata kekufuran dan kemunafikannya.


Keselamatan iman akan selalu dipertahankan dan dijaga agar tidak berganti dengan kekufuran dan kemunafikan. Akal fikiran mengenal kekufuran melalui tanda-tandanya yang diceritakan oleh ayat-ayat al-Quran.
Hati juga mengenal kekufuran melalui Nur Ilahi yang membuka kekufuran dan kemunafikan itu kepadanya.

Nur karunia Allah swt yang menjadi kekuatan hati selanjutnya mempunyai kekuasaan untuk mengendalikan pancaindera orang yang beriman. Setiap anggota badannya digunakan untuk berbakti kepada Allah swt, enggan berbuat maksiat. Orang beriman tekun beribadah, mencari karunia dan keridhaan-Nya.

Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah

Nur yang ada di dalam Rahasia hati juga memancarkan sinarnya sehingga kelihatan pada wajah orang yang bersangkutan. Jika perasaan yang bersembunyi dalam hati, seperti marah dan riya’, dapat terlihat pada wajah, apatah lagi sinar cahaya karunia Allah swt, lebih kuat dan berbekas pada wajah

“Barangsiapa yang jernih dalam batiniyahnya, akan diperbaiki Allah apa yang nyata pada wajahnya.” (atsar Umar al-Khaththab ra.)

Kesucian hati seseorang memancarkan cahaya yang dapat ditangkap oleh cermin hati orang lain yang bersih. Apabila cahaya iman bertemu dengan cermin hati orang beriman akan lahirlah rasa persaudaraan muslim yang sejati.

Persaudaraan yang begini tidak ada kepentingan diri dan tidak ada persaingan untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Mereka saling bantu membantu dalam melakukan pengabdian kepada Allah swt.


“Dan Dia (Allah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.” Surah al Anfal : Ayat 63)


“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara …” (Surah ali Imran : Ayat 103)

Sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya seorang dari kalian (muslim, menjadi) cermin bagi saudaranya (sesama Muslim), jika dia melihat ada aib padanya maka hendaknya dia menghilangkan darinya.” (HR Imam at Tirmidzi, no. 1852)


Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda, “Seorang mukmin itu cermin bagi mukmin lainnya, dan seorang mukmin itu saudara bagi mukmin lainnya. Ia membantunya saat kehilangan (ikut menanggung kesulitannya) serta menjaganya (membelanya) dari belakang.” (HR Imam Abu Daud, no. 4272).

Allah swt menentukan bahwa yang tersembunyi dalam hati mengeluarkan tanda pada lahiriyah.

Dalam banyak hal, Allah swt menjelaskan tanda-tanda tersebut melalui wahyu-Nya. Batiniyah Mempengaruhi Lahiriyah. Tuhan Yang Maha Pemurah berbuat demikian agar orang beriman tidak tertipu oleh kemanisan bahasa kemunafikan dan kekufuran.

Mempertahankan iman dari kemunafikan dan kekufuran adalah satu jihad yang besar. Manusia tidak berdaya berbuat demikian tanpa pertolongan Allah swt. Ketika Allah swt memberi pertolongan dengan menunjukkan tanda-tanda sesuatu, ambillah manfaat darinya.

[ patriapurwakarta.com ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ahli Asbab dan Ahli Tajrid Syarah kitab Al Hikam

Menunda Amal Tanda Kebodohan

Mata Hati Yang Buta, Hijab Nafsu dan Hijab Akal